Kamis, 12 Juni 2014

Penglipuran, desa penuh budaya.

Desa Penglipuran berada diketinggian 700 meter di atas permukaan laut, terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Desa Penglipuran merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Bali.

Desa Penglipuran dihuni oleh 236 KK yang menempati 76 kavling di kawasan seluas 112 hektar.

Di dalam 76 kavling tersebut masih banyak rumah-rumah tua, bahkan salah satu rumah diperkirakan sudah 270 tahun usianya. dan rumah atap traditional bali biasanya di buat dari bambu.

Itulah mengapa di kawasan desa-desa adat selalu ada hutan bambu selain hutan kayu. Hutan bambu milik Desa Penglipuran luasnya 45 hektar yang terdiri dari berbagai macam jenis bambu.
Desa Penglipuran memiliki ciri khas tersendiri dengan bentuk arsitektur bangunan rumah tradisional yang serupa dan tersusun rapi mulai dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Posisi daerah utama letaknya lebih tinggi dan semakin menurun sampai kedaerah hilir. Pintu gerbang khas Bali (angkul-angkul) yang merupakan akses menuju rumah penduduk yang berada setiap pekarangan terlihat seragam, saling berhadapan dan dipisahkan dengan jalan utama desa menambah keteraturan letak bangunan Desa Penglipuran. Penataan fisik dan struktur desa ini tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah diwariskan secara turun temurun dan tetap menganut falsafah Tri Hita Karana. Sebuah falsafah dalam agama Hindu yang selalu menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan.

Desa Penglipuran saat ini semakin populer sebagai alternatif tujuan wisata konvensional. Banyak wisatawan lokal dan mancanegara datang kesini untuk melihat dan menikmati suasana desa yang masih asri, baik dari kalangan biasa, ilmuwan maupun mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian di Desa ini.

Awal mula keberadaan Desa Penglipuran sudah ada sejak dahulu, konon pada zaman Kerajaan Bangli. Para leluhur penduduk desa ini datang dari Desa Bayung Gede dan menetap sampai sekarang, sementara nama “Penglipuran” sendiri berasal dari kata Pengeling Pura yang mempunyai makna tempat suci untuk mengenang para leluhur.

Masyarakat Desa Penglipuran mayoritas penduduknya adalah sebagai petani. Desa ini mendapatkan penghargaan Kalpataru dan ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah daerah pada tahun 1995.

Jarak tempuh kelokasi kira-kira 120 menit dari Bandara Ngurah Rai dan lebih kurang 60 menit perjalanan dari Denpasar bila menggunakan kendaraan bermotor.

Untuk menunjang kepariwisataan terdapat fasilitas parkir yang cukup luas di samping Desa Penglipuran.

Bali menyimpan sejuta pesona mulai dari keadaan alam, adat istiadat sampai budaya, bila anda berkunjung ke Bali dan ingin menikmati suasana Desa yang masih asri dan tetap memegang tradisi datanglah ke Desa Penglipuran ini.

sumber : berbagai sumber, google.

| @ekabalitour

Minggu, 01 Juni 2014

serunya rafting di sungai ayung...

kali ini, seperti biasa mengisi waktu luang  saya isengin diri buat nulis, ga muluk-muluk kok cuma berbagi pengalaman dan keseruan yang saya alami selama rafting di sungai ayung...

mulai dari persiapan yang mendadak sampai finish point yang mengagumkan,
tepat pukul 10 pagi, saya dan dua orang rekan berangkat dari kediaman saya di bilangan seminyak, memakan waktu 2 jam untuk sampai di sungai ayung, yang terletak di desa payangan,kabupaten gianyar ini. tapi tetep fun sih walau cuma jalan ber-tiga aja, singkat cerita kita udah sampai di salah satu the best starting point for rafting nih, setelah menggunakan perlengkapan berupa helm, jacket pelampung, dan sekalian sama dayungnya kita siap untuk berangkat menuju sungai ayung, dengan menuruni 400 anak tangga secara dramatis, akhirnya kami menemukan perahu karet, lengkap dengan guide nya hehe...

setelah pembekalan singkat dan sedikit pemanasan (foto-foto selfie)
kami siap untuk berangkat menyusuri 11km sungai ayung, yang tentunya nggak mulus dan makan waktu 3jam loh..
di awal start kita udah kena siram sama perahu tetangga, katanya sih buat menambah keceriaan, dan itu berhasil banged, seketika teriakan demi teriakan saling bersahutan dari para gadis yang ikut rafting bersama kami..
tanpa terasa arus deras yang pertama pun mulai muncul, dengan isyarat "bum-bum" yg berarti membungkuk, seketika kami membungkukan badan, tujuanya sih agar kaki lebih menekan dan berat badan condong ke depan, tapi ga gampang juga loh, terbukti salah satu rekan kami terhempas ke belakang, sehingga menimbulkan gelak tawa di antara kami. kemudian setelah beberapa arus deras, nampaklah sebuah ukiran pada dinding di sebelah kiri kami, dan kami di ijinkan singgah sejenak untuk mengambil gambar.

kemudian tanpa membuang waktu rafting kami lanjutkan kembali, 15menit mendayung setelah terjun bebas setinggi 2m, dengan perahu karet, dan dengan jatuh bangun juga akhirnya di depan kami menemukan air terjun yang sangat bersih walau tidak terlalu besar tapi lumayan tinggi, dan dengan sangat tiba-tiba "bli guide" nya malah ngedorong perahu ke arah air terjun, alhasil kita di guyur habis"an deh..tapii yang anehnya air terjun tersebut mengeluarkan aroma yang sangat wangi, bahkan terasa sangat segar.. tapi demikian kita tidak bisa berlama-lama keluar dari jadwal, akhirnya perjalanan di lanjutkan kembali dengan penuh semangat, dengan keseruan yang terus menerus selama perjalanan tak terasa kita telah tiba di titik point pertama, waktunya buat istirahat setelH hampir sejam mendayung sampan, eh perahu karet tepatny hehe...
di sini kita di ijinin main air, berenang mandi berendem atau apapun lah namanya..airnya dingiiin banged, bikin betah berlama-lama di dalem air...

Setelah cukup beristirahat, kita lanjutkan perjalanan kali ini hanya ada bebatuan besar dan arus deras kata guidenya sih, jadi harus extra waspada, fokus, dan semngaaat... bener aja, ga berapa lama mendayung batuan besar beradu dengan derasnya air menghasilkan adrenalin tersendiri bagi kami, dengan isyarat bum-bum kami membungkuk sebisanya, tapi tetap saja lagi-lagi salah satu dari kami terpental, beruntung guide sigap dan cekatan sehingga suasana cepat tenang dan under control, ga sampai di situ masih ada 3 atau 4 lagi yang kayak gitu sampai akhirnya kita sampai di finish point, penuh dengan ketegangan, kecerian, dan juga kelelahan, tapi sepadan banged dengan pengalaman yang kita dapat...

di akhir, kami menaiki 350 anak tangga, dengan pemandangan perbukitan yang sangat indah dan udara sejuk pegunungan, menghapus semua kelelahan kami, kemudian kami kembali ke loker untuk mengambil pakaian dan bersiap-siap..eits bukan pulang loh, makan dulu yah, hehe
habis berjam-jam bermain air dan mengerahkan seluruh tenaga, makan menjadi hal yang paling nikmat..terutama gratis guys..
untuk mengembalikan tenaga dan mengisi perut yang kelaparan,
set menu : nasi goreng, ayam bakar, mie, lengkap dengan sup labu yang nikmat banged, ada air mineral dan tentunya buah penutup.

lengkap sudah perjalanan kita kali ini,
sekian cerita saya kali ini, tapi jika di beri kesempatan umur panjang, tentunya saya akan berbagi cerita perjalanan saya lagi..jangan bosan-bosan yah..

burung irian, burung cendrawasih.
sekian dan terimakasih.

by : @ekabalitour